Rabu, 03 Desember 2008

GAYA KUPU-KUPU (Baterfly stroke atau dolphin)

GAYA KUPU-KUPU


Perlu dibedakan antara gaya kupu – kupu dada (Buterfly Breast stroke) dengan gaya kupu-kupu dolphin (Buterfly stroke). Gaya kupu-kupu dada, dimana gerakan kupu-kupu dengan kaki menggunakan gaya dada, hingga saat ini masih ada yang melakukannya.
Gaya kupu-kupu dengan kaki gaya dada atau Gaya kupu-kupu dada mulai diperlombakan pada tahun 1926, oleh olahragawan Jerman. Erich Rademacher. Penggunaan gaya ini juga ia pakai pada perlombaan di Amerika Serikat pada tahun 1927, sehingga hal ini menimbulkan protes. Akibat hal itu, Rademacher kembali melupakan gerakan gaya ini sejak tahun 1928 saat berlangsungnya Olimpiadedi Amsterdam hingga bulan Desember 1933, ketika perenang Henry Myers dari Brooklyn, New York menggunakan teknik yang sama pada nomor pertandingan 150 yard gaya ganti perorangan.
Melihat potensi dan manfaat gaya kupu-kupu dada itu, dimanfaatkan oleh para pelatih yang kemudian berkembang sedemikian rupa, barulah pada tahun 1953 gaya kupu-kupu dada sebagai gaya renang tersendiri dan merupakan gaya renangan keempat selain gaya bebas, punggung, dan dada.
Gaya kupu-kupu dengan kaki dolphin, diperkenalkan perenang Gyorgi Tampek dari Hongaria dan pada Olimpiade tahun 1956 gaya kupu-kupu denagn kaki ini diizinkan untuk ambil bagian. Sukses besar penggunaan gaya kupu-kupu dolphin dilakukan perenang Amerika Wiliam Yorzyk dan Sherlly Mann.
Gaya kupu-kupu dolphin lebih dominan dengan tingkat prestasi yang baik dapat dibuktikan oleh perenang Mike Troy dari Amerika yang menjuarai Olimpiade tahun 1960 dan perenang putrid. Ada Kok dari negri Belanda. Perenang pemegang 7 medali Olimpiade Munchen, Mark Spitz termasuk salah seorang perenang dunia yang menjadi pembaharu dari rangkaian gerak gaya pada gaya kupu-kupu dimana prestasi prestasi terbaiknya mencapai 0;54.27 detik pada jarak 100 meter di Olimpiade pada tahun 1972 Munchen. Hingga tahun 1981 catatan prestasi itu baru bisa diperbaiki oleh perenang Jerman Barat, Michael Gross.

1. Posisi tubuh (Body Position)

Sikap tubuh yang di butuhkan pada gaya kupu-kupu sama seperti pada gaya bebas yaitu hidrodinamis hampir sejajar dengan permukaan air ( Streamline ).
Patokan posisi tubuh melihat sikap kepala pada 3 macam :
(Leonid Makarenko, Ph. D- USSR), saat fase masuknya tangan :
a. Kepala masuk lebih dalam hingga di bawah lengan.
b. Kepala hampir sejajar dengan lengan.
c. Kepala di atas lengan.

2. Gerakan kaki (Kicking)

a. Gerakan kaki naik turun secara kontinyu dengan sumber tenaga pada pangkal paha.
b. Fase istirahat pada gerakan kaki di lakukan saat kaki naik keatas dan fase bekerja disaat kaki menekan ke bawah dan di akhiri dengan lecutan punggung kaki.
c. Gerakan kaki pada dasarnya terdiri dari dua tekanan yaitu tekanan kuat dan tekanan lemah, kedua gerakan itu di lakukan secara berangkai.
d. Naik-turun kedua kaki berada satu bidang datar.
e. Tingkat kelentukan kaki sangat di perlukan, terutama pada enkel, kaki.
f. Tekanan gerakan kaki bagi mereka yang baru belajar, agar tidak terlebih dahulu di tekan kuat dan lemh, terpenting adalah melakukan gerak naik-turun pada satu bidang datar.
g. Saat kedua kaki melipat pada lutut ( Fase istirahat) sudut yang di bentuk pada lutut adalah 70-85.
h. Agar di perhatikan saat melipat kaki, hendaknya tidak menarik lutut kebawah, melainkan menarik betis/tungkai kaki bawah keatas dan untuk membantu gerak itu, bisa paha sedikit di buka.
i. Di saat melakukan gerakan memukul kedua belah kaki dan akhirnya dengan lencutan punggung kaki, agar diusahakan posisi akhir hingga kaki luris ke bawah, dengan gerak ini bisa memaksa pinggul naik ke permukan air.

Beberapa bentuk latihan
a. Di tepi kolam : dengan seperc tubuh bergantung pada posisi telengkup. Kerjakan irama gerak naik-turun dengan sumber tenaga dari pangkal paha, dan di saat turunya kaki di usahakan masuk permukaan air hingga tengah-tengah paha.
b. Di darat: dengan sikap telunkup/ tiarap, regapkan punggungmu dengan lentingan dimana arah pandangan hingga dapat menatap langit, serentak dengan kedua kaki juga melakukan lentingan.
c. Dipi kolam dangkal : dengan kedua tangan memegangang tepi atau kolam parit,kerjakan gerakan naik turun keatas kebawah serentak dengan tumpuan pada pangkal paha. Serentak dengan pukulan kaki dengan di akhiri lecutan punggung kaki hingga posisi lurus, paksakan punggung naik ke4atas permukaan air.
d. Bentuk latihan seperti pada posisi (c) bisa di kembangkan dengan menggunakan papan latihan ; rangkaian latihanya bisa di gunakan seperti halnya gaya bebas.

3.Pernafasan (Breating)

a. Mengambil nafas pada gaya kupu-kupu bisa dilakukan dengan mengangkat kepala dengan arah pandangan kedepan dan mengambil nafas dengan arah pandangan kesamping melalui putaran leher seperti pada gaya bebas.
b. Bagi mereka yang baru belajar, saat mengambil nafas dilakukan dengan bantuan bahu, sedangkan yang sudah terlatih dilakukan dengan bantuan lentingan tubuh.

Beberapa bentuk latihan
a. Di tempat dangkal : mengambil sikap membungkuk di tepi kolam kedua kaki tetap pada keadaan berdiri di dasar kolam.Lipatlah kedua lengan di punggung sehingga kepala leluasa mengambil nafas di atas permukaan air setelah kepala di angkat tinggi, kemudian setelah beberapa lama buanglah sisa pembakaran melalui hidung di bawah permukaan air.
b. Cara diatas bisa di kembangkan di mana setelah mengambil nafas sebelum membuang sisa pembakaran di bawah permukaan air, tahan beberapa saat (misalnya melalui beberapa hitungan) dan buanglah sisa pembakaran itu setelah habis hitungan dan akhir pembuangan sisa pembakaran kepala sudah berada di atas permukaan air untuk mengambil udara kembali.
c. Hindarkan setelah mengambil nafas di permukaan air, kepala tetap berada di situ dalam jangka yang relatif lebih lama.


4. Kordinasi kaki nafas

Beberapa bentuk latihan
a. Di tepi kolam: kerjakan irama kaki naik turun dengan kedua tangan memegang tepi kolam atau parit kolam. Rangkaian kordinasi kaki-nafas, di mana saat pukulan kaki lemah kepala masuk permukaan air untuk membuang sisa pembakaran dan saat pukulan kaki kuat kepala di angkat untuk mengambil udara.
b. Dengan menggunakan papan latihan; kedua tangan memegang ujung papan latihan bentuk latihanm (a) dapat di gunakan di sini.
c. Tanpa menggunakan papan latihan; sikap tubuh telungkup, kedua lengan lurus di samping tubuh. Lakukan gerakan kaki naik – turun dengan tekanan lemah dan kuat berangkai, saat pukulan kaki lemah kepala masuk dan saat pukulan kuat kepala naik. Usahakan di saat kaki memukul dengan pukulan kuat agar naik pada tingkat yang maksimal.
d. Tanpa mengunakan papan latihan: posisi menyamping, salah satu lengan lurus di depan dengan catatan bila lengan kanan lurus maka lengan itu berada di bawah kepala, begitu pula sebaliknya, bila lengan kiri lurus di atas kepala maka posisi kepala berada di atas lengan itu. Kerjakan gerak dolphin pada sikap ini dengan berulang-ulang. Supaya ada kesimbangan beban antara kaki kanan dan kiri, maka kedua sikap itu dilakukan bergantian.
e. Tanpa mengunakan papan: ambil sikap kedua tangan lurus diatas kepala, kerjakan gerak kaki naik-turun dengan bantuan pingul. Sehingga saat melakukan kedua ujung kaki bisa melakukan lecutan ke atas.

5. Rotasi tangan (Hand Rotation )
Rotasi tangan pada gaya kupu-kupu terdiri atas beberapa fase yaitu,

a. Fase masuk tangan ke permukaan air (Hand Rotation )
• Fase masuknya tangan kepermukan air. didahului dengan kedua ujung jari.
• Fase masuknya kepermukan air, dilakukan dengan kedua ibu jari, sebagai akibat masuknya ibu jari lebih dahulu maka kedua telapak tangan akan menghadap keluar.
b. Fase membuka dan menangkap atau menyapu keluar (catch Phase atau Outward Sweep)
* Fase ini dilakukan dengan terlebih dahulu membuka keluar hingga diakhiri dengan menangkap melalui lengkungan telapak tangan dan sudut yang dibentuk antara ibu jari telapak tangan adalah 38-62.’’
* Fase membuka keluar agar diperhatikan sudut yang dibentuk antara telapak tanga dengan air dimana prinsip menyapu menjadi landasan dasarnya, sudut berkisar antara 30-40’’.

c. Fase menarik atau menyapu kedalam (Pull Phase atau Inward Sweep)
• Fase menyapu kedalam hendaknya didahului dengan posisi telapak tangan yang membentuk sudut dengan air antara 30-40.
• Saat melakukan sapuan kedalam agar dilakukan dengan ayunan lengan bawah hingga kedua tangan berada siap mendorong.
• Ayunan atau sapuan lengan tangan bagian bawah berakhir hingga membentuk sudut pada sikut berkisar 90.
• Untuk putra, rangkaian gerak mulai dari fase membuka keluar hingga fase mengayun atau menyapu kedalam hendaknya membentuk lobang kunci yang agak besar.
• Akhir dari fase ini berada di bawah bagian dada bawah.
• Sumber tenaga yang di gunakan saat ayunan kedalam adalah lengan bagian bawah.
d. Fase mendorong (Push Phase)
 Sebelum memulai fase mendorong , putarlah kedua tangan hingga kedua ujung jari tangan menunjuk ke arah perpanjangan tubuh bawah.
 Kerjakan fase mendorong mulai dari posisi bawah dada hingga berakhir di bawah pangkal paha dengan akhir dorongan ke samping telapak tangan sedikit di putar hingga menghadap ke dalam.
 Usahakan agar akhir dorongan, di kerjakan hingga kedua lengan lurus ke belakang.
e. Fase istirahat (Recovery Phase)
• Fase ini di lakukan untuk PUTRI lebih cenderung lurus, sementara sikut membengkok ala kadarnya.
• Sementara untuk putra sikut cenderung tinggi.
• Ketika kedua tangan keluar dari permukaan air setelah memasukan dorongan, agar di perhatikan saat keluarnya telapak tangan tetap menghadap kedalam, sehingga telapak tangan keluar pada satu lubang dengan garis lurus yang memanjang tubuh.
f. Kordinasi nafas-tangan
Beberapa bentuk latihan
• Dengan menggunakan papan latihan yang di kepit pada paha; lakukan rangkaian gerak tangan di bawah permukaan air hingga berakhir dengan dorongan, ankatlah sikut sesuai dengan kebutuhan untuk mengangkat lengan ke permukaan air, hingga membawanya ke depan sebelum melakukan fase masuknya tangan kepermukaan air.Rangkaian itu di kerjakan hingga beberapa putaran dengan menahan nafas, barulah ambil nafas kemudian.
• Cara di atas bisa dikembangkan menjadi satu kali gerakan satu kali ambil nafas.
• Ambilah udara pada saat tangan akan memulai dorongan bagi mereka yang sudah terlatih dan ambilah nafas atau udara lebih awal bagi mereka yang baru belejar.
g. Renang lengkap (kordinasi kaki- nafas-tangan)
Beberapa bentuk latihan
• Beberapa bentuk latihan Catch-up atau bentuk “stroke drill” lainya.
• Usahakan agar tidak banyak menggunakan papan latihan.
h. Perbaikan gaya
a. Ambil nafas terlalu dini:
Memberi pelajaran gaya kupu-kupu kepada mereka yang baru belajar, sering kali diberikan cara mengambil nafas lebih awal. Namun sering terjadi resiko kesalahan gaya kupu-kupu dengan ambil nafas terlala dini.Lebih dari itu sebagai akibat sampingya sikut akan lebih cepat bergerak kedepan di banding lengan bagian bawah.
PENANGGULANGAN:
Untuk pemula agar melatih ambil nafas lebib awal tidak terlalu lama di kerjakan, segera diubah hingga cara mengambil nafas yang sebenarnya di anjurkan yaitu saat akan mulai melakukan dorongan ambilah nafas setelah kedua tangan mengayun atau melakukan sapuan kedalam hingga kedua telapak tangan sip melakukan dorongan pada posisisi ujung-ujung dari menunjuk lurus ke dasar kolam.
b. Kepala lebih lambat masuk permukaan air di banding lengan:
Bentuk kesalahan ini sering terjadi sebagai akibat dari kurang lentuknya bagian kepala yang bersangkutan, sehingga ketika kedua tangan masuk permukan air , kepala menjadi terlambat masuk.
PENANGGULANGAN:
Gunakanlah pull-buouy dikepit diantara kedua paha, lakukan gerakan tangan, dan usahakan agar sikut membengkok saat melakukan tarikan di bawah permukan air hingga sudutnya kira-kira mencapai 900.
C. Ambil nafas terlambat
Karena kelambatan ambil nafas, kedua tangan sudah mengakhiri dorongan, baru memaksa untuk menaikan kepala mengambil nafas. Pada posisi ini terlalu sulit kepala dapat terangkat keatas permukan air. Pengaruh dari ini sinkronisasi gerak sulit tercapai.
PENANGGULANGAN :
Lakukan upaya penanggulangan yang dilakukan pada poin (b)

Tidak ada komentar: